Ristian Mahendra : Cahaya Pembasmi Hama
"Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya"
Ristian mahendra - 1903015150
PDS 7C
Serangga
adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak didunia. Total spesies serangga
sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total spesies seluruh mahluk hidup
sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi sebesar 1.5 juta,
jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini berarti jumlah
serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup yang
teridentifikasi.
Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat , paling tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut.
- serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga.
- serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya.
- serangga memiliki jenis makanan yang beragam
- serangga dapat berkembang biak dengan cepat.
- serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida
Sebagai
makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, serangga mudah
terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh karenanya serangga hama dapat
dikendalikan secara fisik, yakni melalui pengaturan factor-faktor fisik
diantaranya suhu, kelembaban, suara dan cahaya.
Salah
satu cara untuk mengamati energi cahaya dapat dilakukan dengan mengukur
pengaruh besaran dan distribusi partikel dalam Flow cytometers.
Flow cytometers pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan individu cell secara sekuensial melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponennya antara lain:
1. Sumber cahaya, dan komponen pemfokus cahaya.
2. Fluidics, untuk mengarahkan cells melalui cahaya
3. Detektor Elektronika, untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital.
4. Suatu komputer untuk penyimpanan signals yang akan dianalisis.
Sumber
cahaya pada suatu flowcytometer adalah laser. Alasan penggunaan laser, karena
kemampuannya untuk difokuskan menjadi berkas cahaya elliptis. Ini terkait dengan
komponen-komponen fluidics terkait. Laser memancarkan cahaya koheren, dan
merupakan berkas sangat paralel.Fluidics adalah bagian yang paling sensitif
pada setiap flow cytometer. Jika terjadi kesalahan, semuanya akan salah, dan
fatal.
RANCANGAN ALAT PENANGKAP SERANGGA
HAMA
Setelah
nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat
diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan
pertanian. Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini
adalah sebagai berikut ; dengan menyalakan lampu utama (lampu 4 pada gambar )
dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama
(lampu 4) padam, lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) dinyalakan, sehingga
serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter
sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap.
Setelah lampu perangkap serangga kecil (lampu 3) padam, kemudian lampu
perangkap serangga sedang (lampu 2) dinyalakan sehingga sisa serangga yang
tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga
sedang). Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap
ke dua. Setelah lampu perangkap sedang (lampu 2) padam, kemudian lampu
perangkap serangga besar (lampu 1) menyala sehingga serangga besar menuju
perangkap serangga ke tiga. Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran
sangat besar—yang biasanya menjadi prodator menguntungan—tidak ikut
terperangkap. Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga
dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang, dan besar.
Hasil
dari uji coba atau temua Kondisi pertama dimana diperoleh 6 siklus penangkapan
serangga tiap jam dengan pembagian waktu; 4 menit untuk nyala lampu 4
(mengumpulkan semua serangga); 2 menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan
serangga kecil ke bejana perangkap); 2 menit untuk nyala lampu 2 (mengarahkan
serangga sedang ke bejana perangkap); 2 menit nyala lampu 1 (pengarah serangga
besar ke bejana perangkap). Sehingga jumlah waktu yang dibutuhkan dalam satu
siklus penangkapan selama 10 menit.
Kondisi
kedua dimana diperoleh 3 siklus penangkapan serangga tiap jam dengan pembagian
waktu; 8 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 4 menit untuk
nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke bejana perangkap); 4 menit untuk
nyala lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke bejana perangkap); 4 menit nyala
lampu 1 (pengarah serangga besar ke bejana perangkap). Sehingga jumlah waktu
yang dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan selama 20 menit.
Untuk menguji ketahanan catu daya yang diperlukan telah diimplementasikan dua tipe catudaya yang berbeda. Pertama diimplementasikan catudaya kering jenis GS 7 M 12V, 7 Ah yang memiliki berat 0.35 kg dan sumber tegangan 12 V DC. Kedua diimplementasikan catudaya basah jenis GS 12 DC 75ª dengan berat 4.5 Kg sumber tegangan 12 V DC
Hasil implementasi dan analisis data uji coba yang telah dilakukan menggambarkan bahwa rancangan alat penangkap serangga (hama) yang diimplementasikan telah memiliki mekanisme kerja yang sesuai rancangan dan dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Skenario 6 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 2 menit. 4. Skenario 3 kali siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 4 menit; mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 4 menit. Catudaya Elemen Kering GS 7 M 12V 7 Ah, dapat diterapkan selama 10 jam/hari dengan ketahanan energi sealama 1 hari. Catudaya Elemen Basah GS 12Vb 75A, dapat diterapkan sealam 10 jam/hari dengan ketahanan energi selama 5 hari.
Sumber : Online Leatning Uhamka
Comments
Post a Comment